Sabtu, 01 Juni 2013

Hakikat dan Karakteristik Konsep Dasar IPS

Mata kuliah konsep dasar IPS ini yaitu mata kuliah yang memberikan pemahan kepada mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tentang konsep dasar IPS sebagai landasan kajian yang bahannya bersumber dari kehidupan manusia di dalam masyarakat, yang aspek-aspeknya meliputi sosiologi, antropologi, sejarah, ekonomi, ilmu politik dan psikologi sosial.
Mata kuliah ini meliputi berbagai materi, tapi yang akan saya jelaskan untuk kali ini yaitu materi tentang Hakikat dan Karakteristik Konsep Dasar IPS. Kita mungkin telah mengenal beberapa istilah dalam bidang pengetahuan diantaranya ilmu sosial (social studies),  ilmu pengetahuan sosial (social education), dan studi social (social studies).

1.    Ilmu Sosial (Social Science)
Secara sederhana ilmu sosial (social science) merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Ilmu social (social studies) bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing. Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian ilmu social, diantaranya : (1) Achmad Sanusi (Saidihardjo, 1996) menyatakan bahwa ilmu sosial terdiri atas disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya di pelajari pada tingkat perguruan tinggi. (2) Gross ( Kosasih Djahiri, 1981) menyatakan bahwa ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai mahluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk. (3) Nursid Sumaatmadja, menyatakan pula bahwa ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perseorangan maupun tingkah laku kelompok.

2.    Ilmu Pengetahuan Sosial ( Social Education)
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat.  Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Tujuan dan pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah dan ahli ilmu-ilmu sosial yang mempunyai minat yang sama.
Secara sederhana Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dan berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi, psikologi sosial, sejarah, geograpi, ekonomi dan ilmu politik. Saidiharjo (1996:4) menyatakan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusisian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geograpi, ekonomi, sejarah, antropologi dan ilmu politik.

3.    Studi Sosial (Social Studies)
Studi sosial (social studies) bukan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis, melainkan suatu bidang pengkajian tentang gejala sosial dan masalah sosial. Studi sosial (social studies) bersifat multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial dari berbagai dimensi atau aspek kehidupan. Achmad Sanusi (1971: 18) menyatakan bahwa studi sosial tidak sesalu bertarap akademis dan universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.
Perbedaan antara ilmu pengetahuan sosial (sosial education) dengan ilmu-ilmu sosial (social science) diantaranya : (1) IPS bukan suatu disiplin ilmu seperti halnya ilmu sosial, tapi IPS di lihat sebagai bidang kajian,yaitu   suatu kajian terhadap masalah-masalah sosial. (2) Pendekatan yang digunakan dalam IPS yaitu pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, sedangkan ilmu-ilmu sosial menggunakan pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin. (3) IPS khusus di terapakan di dunia persekolahan, sedangkan ilmu-ilmu sosial bisa di terapkan di dunia persekolahan, di perguruan tinggi dan di masyarakat umum, dan (4) IPS menggunakan ilmu-ilmu sosial sebagai bahan materi pembelajaran untuk mempertimbangkan apek psikologis dan pedagogik.
IPS mempunyai lima tujuan, yaitu : (1) IPS mempersiapkan studi lanjut di bidang sosial (science) bila masuk ke perguruan tinggi. (2) IPS bertujuan mendidik kewarganegaraan yang berbudi pekerti luhur, berjiwa sosial, dan sebagainya. (3) IPS pada hakikatnya yaitu suatu kompromi atau forum diskusi antara satu individu dengan individu  lainnya. (4) IPS mempelajari masalah-masalah sosial, yang bertujuan melatih para siswa berpikir demokratis, dan (5) IPS bertujuan memilih materi mengarah pada dua hal yaitu pembinan warga negara atas dasar pancasila, UUD 1945 dan sikaf sosial yang rasional.
Pembelajaran IPS merupakan upaya menerapkan teori, konsep dan prinsip ilmu sosial untuk menelaah pengalaman, peristiwa, gejala dan masalah sosial yg terjadi di masyarakat. Nursid Sumaatmadja (1997), mengemukakan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai yang meliputi nilai edukatif, praktis, teoritis, filsafat, dan ketuhanan.
  1. Nilai Edukatif : Pelaksanaan pendidikan IPS yaitu dengan adanya perubahan perilaku sosial, yang meliputi aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 
  2. Nilai Praktis : Pelaksaan pendidikan IPS, yaitu dengan pengetahuan yang konseptual, teoritis dan dari pengalaman  kehidupan sehari-hari, disesuaikan juga dengan tingkat usianya. 
  3. Nilai Teoritis : Pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu dengan cara mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan menggali sendiri pengetahuan di lapangan (sense of discovery). 
  4. Nilai Filsafat : Pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu dengan adanya kemampuan berfilsafat tidak jauh dari jangkuan pendidikan. 
  5. Nilai Ketuhanan : Pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu mampu menguasai IPTEK, mendekatkan diri dan meningkatkan iman dan takwa kepada ALLAH SWT.
Konsep-konsep dasar IPS dikembangkan melalui ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, psikologi sosial, politik dan hukum. Tujuan pembelajaran ilmu sosial yaitu membentuk warga negara yang baik (god citizenship). Ruang lingkup IPS yaitu kehidupan sosial manusia di masyarakat. Sumber pembelajaran materi IPS dapat di peroleh dari berbagai sumber media, diantaranya dari buku, surat kabar, majalah, makalah, radio, TV dan sebagainya.
Karakteristik IPS mencakup tiga aspek kajian, yaitu : (1) Setiap Pengertian pendidikan IPS harus dimiliki oleh peserta didik, diantaranya : Bidang utama lingkungan keluarga, sosial, dan alam sekitar, Saling ketergantungan antara individu dengan individu lainnya, dan Bersosialisasi dan bekerjasama dalam melestarikan lingkungan. (2) Setiap keterampilan pendidikan IPS harus dipelajari lagi oleh peserta didik, diantaranya : Berpikir logis, kreatif, cepat, Mengamati dan mampu memecahkan masalah, dan Berpartisipasi dalam forum diskusi. (4) Setiap sikaf moral pendidikan IPS harus dipelajari lagi oleh peserta didik, diantaranya: Menghargai HAM orang lain, Bertanggung jawab, bekerja sama, dan Selalu optimis jangan pesimis.
Ciri-ciri pengembangan pendekatan IPS, diantaranya : (1) Separated Subjek : Proses belajar mengajarnya dalam bentuk, tempat, waktu dan bahan pelajarannya yang terpisah. (2) Corelation of subjects : Proses belajar mengajarnya saling berkaitan antara subjek yang satu dengan subjek yang lainnya. (3) Integration of Fusion : Proses belajar mengajarnya kurang profesional, sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh kurang memuaskan tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Cabang-cabang ilmu sosial meliputi berbagai hal, diantaranya : (1) Ekonomi, ilmu yang mempelajari tentang kebutuhan sumber daya manusia (SDM). (2) Politik, ilmu yang mempelajari tentang kenegaraan. (3) Ekologi, ilmu yang memepelajari tentang manusia berhubungan langsung dengan lingkungan alam. (4) Sosiologi, ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dari berbagai komponen. (5) Antropologi, ilmu yang mempelajari tentang  manusia dan hasil keterampilannya. (6) Psikologi Social, ilmu yang mempelajari tentang karakteristik manusia bermasyarakat, dan (7) Geografi, ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam.
Buchori Alma dan Harlasgunawan (1987) menyatakan prinsip-prinsip IPS, diantaranya : (1) Keperluan dalam memilih konsep. (2) Ketepatan dalam menentukan konsep. (3) Konsep yang telah direncanakan harus mudah dipelajari, dan (4) Konsep yang sudah direncakan harus berguna khususnya untuk kita sendiri dan umumnya untuk orang lain.
Evaluasi pembelajaran IPS secara luas, menggunakan bentuk-bentuk tes dan non tes. Kedalam bentuk tes termasuk tes objektif, tes esai dan tes lisan, sedangkan kedalam non tes termasuk tugas dan keterampilan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar