Dibawah ini adalah video Analisis Tawuran Antar Pelajar SMA 70 Dan SMK 712 Jakarta (Download), dari Bapak Ibnu Hurri, H.S.Sos. adapun Analisis video Analisis Tawuran Antar Pelajar SMA 70 Dan SMK 712 Jakarta, diantaranya :
Rumusan Masalah
Dalam
tugas analisis ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
- Bagaimana tawuran ini bisa terjadi di kalangan pelajar SMA 70 dan SMK 712 Jakarta?
- Upaya apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dan keluarga untuk mencegah terjadinya tawuran ?
Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai dari pembuatan tugas analisis ini adalah :
- Memberi gambaran mengenai terjadinya tawuran di kalangan pelajar ?
- Memberi gambaran mengenai upaya yang akan dilakukan oleh pihak sekolah dan keluarga untuk mencegah terjadinya tawuran.
Analisis
- Tawuran di Kalangan Pelajar SMA 70 dan SMK 712 Jakarta
Sekolah menjadi bagian dari
struktur sosial karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang pada kenyataan
empirisnya terdapat banyak fungsi yang di timbulkan dari lembaga tersebut. Pada
sejarahnya sekolah banyak melahirkan insan yang mengangkat harkat dan martabat
bangsanya. Sekolah masih di pertahankan sampai saat ini karena lembaga tersebut
masih banyak menghasilkan fungsi bagi setiap individu. Namun pada kenyataan
empiris terdapat sisi disfungsi dari lembaga tersebut. Pada akhir-akhir ini
terdapat suatu fenomena sosial yang menghebohkan dari lembaga pendidikan.
Pada dasarnya tawuran antar
pelajar itu terjadi karena beberapa faktor ; Pertama, Faktor internal.
remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada
situasi lingkungan yang kompleks. Komplek disini berarti adanya keanekaragaman
pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsangan dari lingkungan yang
makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan
pada setiap orang. tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang
mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan
dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah,
menyalahkan orang atau pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih
menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering
berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustasi,
memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain dan memiliki
perasaan rendah diri yang kuat. Kedua, Faktor keluarga. Rumah tangga
yang dipenuhi kekerasan (entah antar
orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak ketika meningkat
remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal
yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Ketiga, Faktor sekolah.
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik
siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus di nilai dari
kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang
siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang
tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb) akan
menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan diluar sekolah bersama
teman-temannya.baru setelah itu masalah pendidikan, dimana guru kelas memainkan
peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan
pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan
cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam mendidik siswanya. Keempat,
Faktor Lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari
remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya
lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku
buruk (misalnya narkoba). Begitu pula saranan transportasi umum yang sering
menomor sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh
kekerasan. Semua itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari
lingkungannya dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk
munculnya perilaku berkelahi.
- Upaya yang akan dilakukan oleh pihak sekolah dan keluarga untuk mencegah terjadinya tawuran.
Dari
berbagai uraian masalah tawuran antar pelajar di atas dapat ditarik upaya yang
harus dilakukan dalam menangani masalah tersebut yaitu; Pertama, membuat
peraturan yang tegas. misalnya bagi siswa-siswi yang terlibat dalam tawuran
akan dikeluarkan dari sekolah. Kedua, memberikan pendidikan anti
tawuran. Misalnya pelajar diberi pemahaman tentang tata cara menghancurkan
akar-akar penyebab tawuran dengan melakukan tindakan-tindakan tanpa kekerasan
jika terjadi suatu hal, selalu berperilaku sopan dan melaporkan rencana
pelajar-pelajar badung yang merencanakan penyerangan terhadap sekolah lain. Ketiga,
memisahkan pelajar berontak kriminal dari yang lainnya. Keempat, kolaborasi
belajar bersama antar sekolah. Kelima, mengadakan program
ekstrakurikuler yang melibatkan berbagai sekolah. Keenam, upaya damai semua
pihak yang terlibat tawuran. Ketujuh, peran aktif dalam hal ini
dinas pendidikan. Dinas pendidikan melakukan penyelidikan dan evaluasi ke
setiap sekolah-sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar